Puisi Pendek – Puisi ialah ragam sastra yang bahasanya terlilit oleh irama, matra, rima, dan pengaturan larik dan bait.

Biasanya, puisi berisi kata-kata indah yang memiliki kandungan arti yang dalam, hingga puisi sering menarik hati beberapa pembaca atau pendengarnya.

Menurut KBBI online, puisi ialah gubahan dengan bahasa yang memiliki bentuk diputuskan dan diatur dengan jeli, hingga pertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan menghidupkan respon khusus melalui pengaturan bunyi, irama, dan arti khusus.

Puisi sendiri bisa dibikin berbentuk panjang atau pendek. Walau demikian, hal yang paling penting dalam puisi ialah pemilihan kata-kata yang pas dan bisa memengaruhi emosi pembaca lewat syairnya.

Untuk anda yang ingin membuat puisi pendek tetapi belum mendapatkan ide, baca contoh-contoh puisi pendek dari beragam tema berikut ini.

Contoh Puisi Pendek dari Beragam Tema

Puisi pendek ialah jenis puisi slot scatter hitam yang memakai kata-kata yang cepat dan tidak begitu panjang. Walau demikian, arti yang terdapat dalam puisi itu masih tetap dalam dan bermakna, hingga membuat pembaca atau pendengarnya turut terlarut.

Mencuplik dari beragam sumber, baca contoh puisi pendek bahasa Indonesia dari beragam tema berikut ini:

1. Surat Cinta

Karya: Goenawan Mohamad

Tidakkah surat cinta ini dicatat
dicatat ke siapa pun
Seperti hujan yang jatuh ritmis
sentuh arah siapa pun

Tidakkah surat cinta ini bercerita
bercerita lewat helai bumi yang fana
Misalnya gurun yang capek
dilepaskan embun dan sinar.

2. Rumah

Karya: Carl Sandburg

Berikut hal yang hatiku harapkan supaya dunia punyai semakin banyak :
Saya mengambil dengar pada sebuah malam saat saya dengar
Seorang ibu yang menyanyi halus untuk seorang anak yang resah dan geram dalam kegelapan.

3. Cuma Satu Ibu

Karya: George Cooper

Beberapa ratus titik embun menyongsong fajar,
Beberapa ratus lebah di semanggi ungu,
Beberapa ratus kupu-kupu di halaman.
Tetapi cuman satu ibu di penjuru dunia.

4. Pesan Alam

Karya: Haidi S

Musibah ini mengajari kita
Bagaimana rasanya terpenjara
Pada tempat yang disebutkan rumah
Yang perlahan-lahan membuat

Mungkin kita harus ingat
Saat sikap kita menangkap
Penghuni laut udara dan darat
Akal dan nurani kenyataannya tak sama-sama terlilit
Tuhan lewat alam sampaikan pesan penuh Ilham
Biarkan marah karena dosa tak terkubur

5. Guruku

Karya: Erna Hariza Maftuhah

Kamu menuntunku
Kamu mendidikku
Kamu ialah pelita
Yang menyinari kegelapan
Jasamu demikian besar
Mencerdaskan putra putri bangsa
Terima kasih guruku
Kaulah pahlawan tanpa pertanda jasa

6. Hujan Bulan Juni

Karya: Sapardi Djoko Damono

Tak ada lebih tegar
Dari hujan bulan juni
Disembunyikannya rintik rindunya
Ke pohon yang berbunga itu
Tak ada lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu di jalan itu
Tak ada lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terkatakan
Diresap akar pohon bunga itu

7. Hatiku Selembar Daun

Karya: Sapardi Djoko Damono

Hatiku selembar daun melayang-layang jatuh di rumput
nanti dahulu, diamkan saya sesaat terbujur di sini
ada yang ingin kupandang, yang sejauh ini selalu lepas
sebentar ialah kekal saat sebelum kau sapu tamanmu tiap pagi.

8. Yang Fana Ialah Waktu

Karya: Sapardi Djoko Damono

Kita kekal mengambil detik untuk detik
menyusunnya seperti bunga
sampai di suatu hari
kita lupa buat apa

“Tetapi, yang fana ialah waktu, kan? ” tanyamu
Kita kekal

9. Saya Ingin

Karya: Sapardi Djoko Damono

Saya ingin menyukaimu dengan sederhana
dalam kata yang tak sebelumnya sempat diucap
kayu ke api yang menjadikan abu

Saya ingin menyukaimu dengan sederhana
dengan kode yang tak sebelumnya sempat dikatakan
awan ke hujan yang menjadikan tidak ada

10. Indonesia Menangis

Karya: Sam Haidi gates of olympus

Tak akan sebelumnya sempat Insanterpaha;
beberapa ribu nama pesan bersama
sementara
mayat-mayat yang masih belum pergi
terbujur berselimut beberapa puing
Oh, Tsunami
Airmu bersumber di mata kami!

11. Penghidupan

Karya: Chairil Anwar

Lautan maha dalam
Mukul dentur sepanjang
Nguji tenaga pematang kita
Mukul dentur sepanjang

Sampai remuk hancur lebur
Kurnia bahasia
Kecil setumpukan
Percuma diproteksi, percuma dipupuk

12. Nisan

Karya: Chairil Anwar

Bukan kematian benar menyerang hati
Keridlaanmu terima semua datang
Tak kutahu dengan tinggi itu atas debu
dan duka maha tuan bertakhta

13. Terima Kasih Guruku

Karya: Dwi Ayu Istiqomah

Terima kasih wahai guruku
Atas tuntunanmu selalu
Supaya saya sukses di masa depan nanti
Akan ku ingat selalu pesanmu
Wahai guruku..

14. Ada Apa di Kota

Karya: Arfan Fauzan

Diksiku tidak seindah langit merah
Jauh dari orangtua
Terasanya hidup sendiri
dan rupanya
Saya berada di kota perantauan

Mengadukan nasib bertahan hidup
Untuk masa depan
dan sekarang saya diterpa
Oleh kangen seperti senja
yang hidup sendiri
Tetapi ditunggukan semuanya orang

15. Rambut

Karya: W.S. Rendra

Rambut pacarku
Benar-benar indah dan panjang
Ucapnya,
Rambut itu untuk menangkap hatiku